Rabu, 26 Januari 2011

SUS GEDEBAGE Rampung Desember 2011


IMAM CAHYADI/GM
PARA pekerja tengah memindahkan tiang-tiang beton pada pembangunan SUS Gedebage di Gedebage Bandung, Selasa (25/1).

DIPONEGORO,(GM)-
Anggota tim teknis PT Adhi Karya, Hanief Setio Nugroho mengungkapkan, meski pembangunan Stadion Utama Sepak Bola (SUS) Gedebage diprediksi akan "menyeberang" hingga ke tahun 2012, namun pihaknya memiliki keyakinan sarana olahraga ini bakal rampung pada Desember 2011.

Namun tentunya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Misalnya diberlakukannya overtime untuk pengerjaan selama 24 jam, penambahan armada dan alat-alat konstruksi, juga sosialisasi kepada warga sekitar.

"Dulu warga menolak overtime karena mereka merasa terganggu jika ada yang bekerja larut malam. Namun hal ini tidak bisa dibiarkan. Apalagi kita mengejar target akhir 2011 pembangunan stadion bisa selesai. Ya mudah-mudahan cuaca pun mendukung, juga hal-hal lainnya, sehingga kita bisa mencapai target," ungkap Hanief.

Sedangkan anggota Manajemen Konstruksi (MK) PT Indah Karya, Dwinik Winawangsari menambahkan, pengembang, perencana, dan MK pembangunan Stadion Utama Sepak Bola (SUS) Gedebage bukannya tidak ingin menyelesaikan pembangunan konstruksi di tahun 2011. Namun karena alasan teknis dan nonteknis yang bisa dipertanggungjawabkan, pembangunan SUS yang terletak di Cimincrang Gedebage tersebut pelaksanaannya diprediksi akan menyeberang ke tahun 2012.

Menurutnya, hingga 16 Januari 2011 progres pembangunan SUS Gedebage mencapai 19%, padahal targetnya 27%. Jadi ada deviasi - (minus) 7. "Di antara kendala itu, telatnya perizinan dari Kementerian PU, telatnya izin dari PT Jasa Marga untuk penggunaan akses jalan tol km 151 dan 149, akses Jalan Cimincrang yang kurang memadai hingga adanya gesekan dengan masyarakat sekitar," kata Dwinik dalam pertemuan antara Pemkot Bandung, pengembang SUS Gedebage, dan anggota Komisi D DPRD Jabar di Gedung DPRD Jabar, Selasa (25/1).

Selain itu, cuaca ekstrem sepanjang 2010 pun turut memengaruhi. "Faktor inilah yang membuat realisasi proyek hingga akhir tahun 2010 hanya mencapai 16 persen," ungkapnya.

Sementara tim perencana pembangunan SUS Gedebage dari PT Penta, Forest Jieprang menambahkan, lahan di lokasi pembangunan SUS Gedebage memang memiliki kendala, terkait kontur tanah yang berbeda dengan kontur di daerah lainnya.

Tanah di lokasi SUS ini bekas rawa sehingga pemadatannya membutuhkan waktu cukup lama. Bahkan pihaknya menambah ketinggian sekitar 1,7 - 2 meter untuk mengejar elevasi banjir yang biasa terjadi di daerah tersebut dan menyamakannya dengan jalan kota.

"Kami juga melakukan rekayasa teknologi agar pemadatan tanah bisa lebih kuat. Di samping itu, setelah dipadatkan kita harus menunggu beberapa saat untuk memasang tiang pancang. Berdasarkan kontur tanah, jika sudah dipadatkan harus didiamkan beberapa saat. Sebab sesuai sifatnya setelah dipadatkan tanah akan melebar ke samping," kata Forest.

Jika setelah dipadatkan, ujarnya, tanah langsung dipasangi tiang pancang, dikhawatirkan tiang pacang tersebut akan miring, seiring pergeseran tanah setelah dipadatkan. Hal ini terjadi di beberapa negara, seperti pada pembangunan jembatan.

Sebab itu, kata Forest, hingga saat ini pihaknya belum memasang tiang pacang. "Kami tidak ingin hal ini terjadi pada pembangunan SUS Gedebage. Kami beranji akan berusaha sebaik mungkin dalam pengerjaannya," katanya. (B.96)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar