DARI enam laga yang telah dilakoni Persib di awal  Liga Indonesia 2010-2011, Maung Bandung kalah empat kali, menang sekali  dan imbang sekali. Hasil buruk ini menempatkan Persib di posisi ke-14  klasemen sementara LSI dengan raihan 4 poin.    
Hasil mengecewakan ini tentu mendapat reaksi keras banyak pihak.  Seperti biasa, jika Persib kalah, selalu saja ada pihak yang  berlomba-lomba saling menyalahkan. Manajemen sendiri mengaku akan segera  mengambil langkah evaluasi total, termasuk mengevaluasi kinerja pelatih  Jovo Cuckovic.
Namun, apakah jika nanti Jovo jadi dipecat,  masalah akan selesai? Sebab, hal ini pun sempat terjadi pada musim lalu.  Pelatih Jaya Hartono mundur setelah putaran kedua berlangsung beberapa  laga. Alasannya, karena mendapat banyak tekanan akibat kekalahan di  banyak laga away. Tapi toh tetap saja tidak mampu mendongkrak prestasi  Persib.
Jika mau jujur, mengganti pelatih adalah persoalan yang  mudah. Namun, justru merubah kultur di internal Maung Bandung adalah  persoalan utama Persib. Ini artinya, bukan hanya pelatih yang harus  dievaluasi. Pemain serta manajemen pun harus mau dievaluasi.
Pemain  misalnya. Banyak kalangan menilai bahwa pemain Persib banyak yang  manja. Selain itu, sikap tidak disiplin juga terlihat dominan. Misalnya  saja, pada sesi latihan, kerap saja ada pemain yang absen tanpa izin.  Hal itu terbawa sampai di lapangan. Jovo pun kerap mengeluhkan pemainnya  yang tidak disiplin saat bermain.
“Saya ingin semua pemain  disiplin. Saat mereka menyerang, harusnya segera kembali agar bisa  bertahan. Tapi ini tidak. Para pemain sering melakukan kesalahan yang  tidak semestinya karena mereka tidak disiplin,” jelas Jovo.
Makanya,  mengganti pelatih bukan satu-satunya jaminan jika Eka Ramdani dkk akan  tampil lebih garang pada laga-laga berikutnya. Merubah kultur pemain  Persib, yang masih dinilai tidak disiplin menjadi persoalan lainnya.  Meski hal ini nantinya akan tergantung kepada cara pelatih menerapkan  programnya.
Setelah pelatih dan pemain dibenahi, manajemen pun  menjadi sorotan berikutnya. Sikap manajemen yang membiarkan pemain yang  indispliner menjadikan pemain Persib terlena. Misalnya saja, pasca  insiden Cirebon yang membuat Daniel Darko Janackovic batal direkrut.  Kala itu, manajemen juga akan menghukum Markus Haris Maulana. Namun,  hingga saat ini, sanksi tersebut tak kunjung datang.
Harus  diakui, hal serupa juga terjadi musim lalu. Tidak adanya punishment dari  manajemen soal sikap indispliner pemain, menjadikan para pemain di  Persib terlena. Tidak ikut berlatih karena persoalan sepele seakan sudah  menjadi hal biasa. Dan indispliner ini, rupanya juga dirasakan Jovo  saat pemain tengah berlaga.
Terlepas dari apa yang sebenarnya  terjadi, ada baiknya semua pihak mulai mengevaluasi diri sendiri sebelum  nantinya saling memberikan kritik. Jajaran pelatih, pemain serta  manajemen juga harus mau berkaca. Tak lupa juga para sponsor yang sejak  musim lalu ikut membantu Maung Bandung bernafas. Setelah itu, barulah  semua duduk bersama mencari solusi yang tepat. Waktu dua bulan cukup  untuk membenahi semuanya. Menjadikan Persib baru kembali.(Khaeruma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar