SUDAH empat musim Liga Super Indonesia (LSI) Persib Bandung selalu dihuni pemain-pemain hebat dan berpengalaman panjang di pentas sepakbola nasional.
Materi pemain Persib makin berwarna dengan hadirnya darah baru dengan kualitas sepakbola jempolan. Sebut misalnya yang tersembul dari tongkrongan Miljan Radovic dan Matsunaga Shohei.
Tapi, ironis, ternyata berlimpah pemain hebat tidak berbanding lurus dengan prestasi emas. Justru kerajaan sepakbola Bandung tidak pernah kembali utuh dengan menumpuknya pemain berkualitas jempolan.
"Seperti ada kutukan yang menyapa Maung Bandung. Banyak pemain hebat yang auranya tidak muncul saat membela Persib. Tapi, begitu berganti baju dengan tim lain, prestasinya justru semakin melejit," sesal beberapa bobotoh yang ditemui persibholic.com.
Daniel Roekito yang diminta mengomentari fenomena itu pun bingung. Ia hanya melihat faktor mental yang membuat performa Persib sulit berkembang meski banyak dihuni pemain berkualitas jempolan.
"Kalau mental sudah bermasalah, formula taktik dan startegi apapun yang disodorkan pelatih sulit diterapkan di lapangan," sebut Daniel.
"Anda bisa lihat sendiri, dalam latihan kita selalu menerapkan permainan pendek. Tapi saat bertanding pemain malah bermain bola panjang. Itu salah satu contoh lemahnya mental bertanding," lanjut mantan pelatih Persiba Balikpapan ini.
Lain lagi pendapat Emen Suwarman. Eks pemain dan pelatih Persib ini melihat faktor totalitas bermain yang jadi penyebab jebloknya pamor dan reputasi Maung Bandung di pentas sepakbola nasional.
"Totalitas pemain tidak muncul karena mereka cuma mengejar bayaran saja. Sebaliknya sikap cinta dan berani mati buat klub kurang sekali," ujar Emen yang biasa disapa Guru oleh komunitas sepakbola Bandung.
Itu sebabnya Emen yang ditahun 60-an terkenal sebagai pesepakbola berkualits jempolan dengan julukan Macan Asia berharap, manajemen tim melakukan perombakan besar-besaran dimusim mendatang. Mendepak pemain lama dan menggantinya dengan wajah baru yang lebih segar dan prosfektif.
"Tidak masalah menghadirkan pemain muda yang bida dibentuk mentalnya. Itu lebih strategis demi prestasi dan kejayaan Persib. Ketimbang mendaratkan pemain hebat tapi totalitas dan loyalitasnya kurang," beber Emen. (Dani Wihara)
Materi pemain Persib makin berwarna dengan hadirnya darah baru dengan kualitas sepakbola jempolan. Sebut misalnya yang tersembul dari tongkrongan Miljan Radovic dan Matsunaga Shohei.
Tapi, ironis, ternyata berlimpah pemain hebat tidak berbanding lurus dengan prestasi emas. Justru kerajaan sepakbola Bandung tidak pernah kembali utuh dengan menumpuknya pemain berkualitas jempolan.
"Seperti ada kutukan yang menyapa Maung Bandung. Banyak pemain hebat yang auranya tidak muncul saat membela Persib. Tapi, begitu berganti baju dengan tim lain, prestasinya justru semakin melejit," sesal beberapa bobotoh yang ditemui persibholic.com.
Daniel Roekito yang diminta mengomentari fenomena itu pun bingung. Ia hanya melihat faktor mental yang membuat performa Persib sulit berkembang meski banyak dihuni pemain berkualitas jempolan.
"Kalau mental sudah bermasalah, formula taktik dan startegi apapun yang disodorkan pelatih sulit diterapkan di lapangan," sebut Daniel.
"Anda bisa lihat sendiri, dalam latihan kita selalu menerapkan permainan pendek. Tapi saat bertanding pemain malah bermain bola panjang. Itu salah satu contoh lemahnya mental bertanding," lanjut mantan pelatih Persiba Balikpapan ini.
Lain lagi pendapat Emen Suwarman. Eks pemain dan pelatih Persib ini melihat faktor totalitas bermain yang jadi penyebab jebloknya pamor dan reputasi Maung Bandung di pentas sepakbola nasional.
"Totalitas pemain tidak muncul karena mereka cuma mengejar bayaran saja. Sebaliknya sikap cinta dan berani mati buat klub kurang sekali," ujar Emen yang biasa disapa Guru oleh komunitas sepakbola Bandung.
Itu sebabnya Emen yang ditahun 60-an terkenal sebagai pesepakbola berkualits jempolan dengan julukan Macan Asia berharap, manajemen tim melakukan perombakan besar-besaran dimusim mendatang. Mendepak pemain lama dan menggantinya dengan wajah baru yang lebih segar dan prosfektif.
"Tidak masalah menghadirkan pemain muda yang bida dibentuk mentalnya. Itu lebih strategis demi prestasi dan kejayaan Persib. Ketimbang mendaratkan pemain hebat tapi totalitas dan loyalitasnya kurang," beber Emen. (Dani Wihara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar