PENCAPAIAN prestasi Persib Bandung di kompetisi ISL musim ini jauh dari yang diharapkan manajemen tim dan stake holder. Jagoan Bandung tak mampu menghamparkan sepakbola prestasi.
Yang mengenaskan, langkah Maung Bandung mundur dari tradisi anggota the big five kompetisi ISL. Cristian Gonzales dan kawan-kawan terisingkir dari trek juara sebelum kompetisi usai.
Tidak cukup sampai disitu, tradisi lama pun berulang. Para pemain bintang yang dikontrak mahal, ternyata tidak bisa menjadi jembatan meniti prestasi. Mereka kehilangan taji dan sikap predatornya. Tak ubahnya pemain kebanyakan dengan skill sepakbola biasa saja.
"Saya selalu tampil maksimal setiap dipercaya tampil. Semua kemampuan sepakbola juga dicurahkan disemua laga wajib. Tapi, kalau hasilnya diluar keinginan, itulah sepakbola," jelas El Loco.
"Buat Persib selalu yang terbaik. Buat Persib kami selalu ingin meraih kemenangan. Persib tim besar di Indonesia, tidak boleh selalu tersandung," sambung Miljan Radovic.
Orkestra sepakbola memang tidak bisa ditebak hasil akhirnya. Pilihannya kalah, menang, atau seri. Servis merekalah yang diharapkan bisa menghasilkan sebanyak mungkin kemenangan buat Maung Bandung.
Tapi, nyatanya, para pemain mahal itu gagal memamerkan kehebatan olahbolanya dan menyihir lawannya. Mereka juga tampil tidak istimewa. Apalagi menjadi dewa penyelamat ketika timnya membutuhkan skill individunya.
Buktinya, Daniel Roekito tidak pernah mempertahankan formasi the winning team. Susunan pemain selalu berubah dari pertandingan ke pertandingan lainnya. Ia kerap dipusingkan konsistensi permainan timnya.
"Kadang sulit dimengerti. Mereka kan pemain hebat dan berpengalaman. Tapi ketika sudah bermain, taktik dan strategi kita sering macet. Tidak bisa diterapkan pemain. Mental makin kritis ketika tekanan lawan sulit dibendung," cerita Daniel pada persibholic.com.
Itu semua, mestinya, jadi pintu masuk manajemen tim dalam mengawal Maung Bandung di musim kompetisi mendatang. Karena persoalan itu sudah mentradisi dan jadi penyakit akut dilambung kapal Persib.
Sudah waktunya pula manajemen melakukan perubahan besar menyikapi soal itu. Bobotoh dan stake holder Persib butuh kepastian gelar. Bukan cuma janji manis semata.
"Pasti akan ada usaha perbaikan. Dan harus ada perubahan demi prestasi terbaik. Kita tunggu saja kompetisi ini usai dan evaluasi tim pelatih. Dari sana kita melakukan pembenahan internal Persib," beber Umuh Muchtar, manajer Persib. (Dani Wihara)
Yang mengenaskan, langkah Maung Bandung mundur dari tradisi anggota the big five kompetisi ISL. Cristian Gonzales dan kawan-kawan terisingkir dari trek juara sebelum kompetisi usai.
Tidak cukup sampai disitu, tradisi lama pun berulang. Para pemain bintang yang dikontrak mahal, ternyata tidak bisa menjadi jembatan meniti prestasi. Mereka kehilangan taji dan sikap predatornya. Tak ubahnya pemain kebanyakan dengan skill sepakbola biasa saja.
"Saya selalu tampil maksimal setiap dipercaya tampil. Semua kemampuan sepakbola juga dicurahkan disemua laga wajib. Tapi, kalau hasilnya diluar keinginan, itulah sepakbola," jelas El Loco.
"Buat Persib selalu yang terbaik. Buat Persib kami selalu ingin meraih kemenangan. Persib tim besar di Indonesia, tidak boleh selalu tersandung," sambung Miljan Radovic.
Orkestra sepakbola memang tidak bisa ditebak hasil akhirnya. Pilihannya kalah, menang, atau seri. Servis merekalah yang diharapkan bisa menghasilkan sebanyak mungkin kemenangan buat Maung Bandung.
Tapi, nyatanya, para pemain mahal itu gagal memamerkan kehebatan olahbolanya dan menyihir lawannya. Mereka juga tampil tidak istimewa. Apalagi menjadi dewa penyelamat ketika timnya membutuhkan skill individunya.
Buktinya, Daniel Roekito tidak pernah mempertahankan formasi the winning team. Susunan pemain selalu berubah dari pertandingan ke pertandingan lainnya. Ia kerap dipusingkan konsistensi permainan timnya.
"Kadang sulit dimengerti. Mereka kan pemain hebat dan berpengalaman. Tapi ketika sudah bermain, taktik dan strategi kita sering macet. Tidak bisa diterapkan pemain. Mental makin kritis ketika tekanan lawan sulit dibendung," cerita Daniel pada persibholic.com.
Itu semua, mestinya, jadi pintu masuk manajemen tim dalam mengawal Maung Bandung di musim kompetisi mendatang. Karena persoalan itu sudah mentradisi dan jadi penyakit akut dilambung kapal Persib.
Sudah waktunya pula manajemen melakukan perubahan besar menyikapi soal itu. Bobotoh dan stake holder Persib butuh kepastian gelar. Bukan cuma janji manis semata.
"Pasti akan ada usaha perbaikan. Dan harus ada perubahan demi prestasi terbaik. Kita tunggu saja kompetisi ini usai dan evaluasi tim pelatih. Dari sana kita melakukan pembenahan internal Persib," beber Umuh Muchtar, manajer Persib. (Dani Wihara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar