Hampir jam 12, Minggu malam 3 Oktober 2010, rangkaian kereta api Pasundan jurusan Surabaya Gubeng – Bandung merepat di stasiun Kiaracondong. Kereta api ini mengangkut sebagian besar bobotoh Persib Bandung yang pulang setelah mendukung tim kesayangannya di Sidoarjo. Mereka naik dari Stasiun Surabaya Gubeng dan Wonokromo.
Kereta Pasundan sendiri mendapat tambahan 4 gerbong di Stasium Madiun. Hal ini dikarenakan ada rombongan yang berasal dari Bandung menyewa gerbong-gerbong tersebut. Total 12 gerbong melaju ke arah Bandung.
Bukan saja bobotoh yang mendapat lemparan, gerbong yang berisi rombongan tadipun mendapat serangan. Padahal, tidak ada satupun bobotoh yang naik bersama rombongan tersebut. Tak ayal, hampir semua jendela gerbong Pasundan hari kemarin itu, pecah.
Salah seorang bobotoh yang berdomisisli di daerah Kiaracondong Bandung mengungkapkan kepada Simamaung bahwa semangat para bobotoh yang rela menempuh perjalanan jauh dan mendapat hadiah lemparan di daerah Solo merupakan bentuk kecintaan kepada tim Persib Bandung. Mereka bahkan rela mati untuk tim Maung Bandung.
Keadaan ini, menurut bobotoh tadi, malah berbanding terbalik dengan semangat yang diperlihatkan para pemain Persib di lapangan. Kekalahan 4-1 dari tuan rumah Sidoarjo menggambarkan permainan pemain yang cenderung loyo, manja, dan tidak bekerja maksimal. Keadaan ini tentu saja mengecewakan para bobotoh.
“Seharusnya mereka mencoba naik Pasundan, supaya mereka merasakan sendiri perjuangan dan tandatangan yang dihadapi bobotoh di perjalanan,” katanya sambil tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar